PSIKOLOGI KOGNITIF (Feature Detection, Attention, Memory, dan Well-defined Problem)



Feature Detection
Menurut Solso,Maclin, dan Maclin (2016) Feature Detection adalah sebuah pendekatan terhadap problem bagaimana kita menyaring informasi dari stimuli rumit. Teori menyatakan bahwa pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi yang didahului oleh pengidentifikasian stimuli kompleks yang masuk ke retina sesuai dengan fitur-fitur yang lebih sederhana. Dengan demikian, menurut pendekatan ini, sebelum kita memahami keseluruhan pola informasi visual, kita mereduksi dan menganalisis komponen-komponen informasi visual.
Menurut Goldstein (2008) Feature Detectionadalah neuron yang merespon kepada fitur-fitur yang spesifik yang dianalisis dari orientasi, ukuran dan seberapa kompleks fitur-fitur tersebut dalam suatu lingkungan.
Menurut Friedenberg dan silverman (2006) hal yang paling dikenal pada teori Feature Detection adalah pandemonium. Ini diambil dari nama mental kecil “demons” yang mewakili pemrosesan suatu unit. ”Demons” ini akan “berteriak” ketika merekognisi prosesnya, misalnya sebagai contoh huruf R. Stimulus atau huruf R, diwakili sebagai image demons yang mempertahankan keseluruhan dari huruf tersebut. Kemudian ada satu feature demonsuntuk setiap kemungkinan ciri stimulus. Feature demons berteriak jika melihat cirinya di suatu gambaran. Huruf R mempunyai satu garis tegak lurus dan satu lingkaran menghadap ke kanan di bagian atas, jadi huruf R mempunyai 2 feature demons. Tahap selanjutnya yaitu cognitive demons. Jika para demons mengetahui ada yang sesuai dengan ciri dari huruf R, maka para demonsakan berteriak dan cognitive demonsakan berteriak paling keras. Dan yang terakhir yaitu decision demons. Decision demons akan mendengarkan teriakan paling keras dari cognitive demons sebagai huruf yang dikenali.

Attention
Menurut Solso, Maclin, dan Maclin (2016) Attention(atensi; perhatian) adalah pemusatan upaya mental dalam memilih peristiwa-peristiwa sensorik atau peristiwa-peristiwa mental, juga merupakan bagian model awareness.
Menurut De Weerd dan Rao (dalam Stenberg dan Stenberg, 2016) Attention adalah cara dimana kita secara aktif memilih dan memproses sejumlah informasi dari semua informasi yang ditangkap oleh panca indera kita, memori kita yang tersimpan, dan proses-proses kognitif kita yang lain.
Menururt Hill (dalam Brown, 2007) Attentionadalah upaya fokus dan pemusatan mental yang biasanya menghasilkan kesadaran akan aspek-aspek tertentu dari stimulus sensorik eksternal atau pengalaman-pengalaman mental.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Attention adalah pemusatan perhatian dalam menangkap stimulus atau objek melalui informasi-informasi yang diproses melalui panca indera.

Memory
Menurut Kandel, Tulving, Tulving & Craik (dalam Stenberg dan Stenberg, 2016) memori adalah sarana untuk mempertahankan dan mendapatkan informasi dari pengalaman masa lalu kita untuk digunakan saat ini.
       Menurut Goldstein (2015) memori adalah proses yang terlibat dalam mempertahankan, mengambil, dan menggunakan informasi mengenai stimulus, gambar-gambar, kejadian-kejadian, ide-ide, dan keterampilan setelah informasi yang asli tidak lagi ada pada saat ini.
       Menurut Basile (dalam Solso, Maclin, dan Maclin, 2016) memori adalah lemari kaca tempat khayalan disimpan, peti harta tempat logika dijaga, pintu depan tempat kesadaran masuk, dan sekaligus sebuah dewan penasihat bagi pikiran-pikiran kita.
       Menurut James (dalam Solso, Maclin, dan Maclin, 2016) menyatakan bahwa memori bersifat dikotomi, yaitu manusia mengamati sejumlah objek, informasi memasuki memori kemudian hilang, sedangkan beberapa informasi menetap di memori selamanya.
       Menurut Solso, Maclin, dan Maclin (2016) memori dibangi menjadi dua, yaitu:
a)    Implicit Memory
Implicit memory adalah sejenis pengambilan memori yang memerlukan untuk mengingat (recall) yang dikuatkan oleh penyajian sebuah isyarat atau sebuah pemicu (prime), sekalipun tidak terdapat kesiagaan sadar mengenai hubungan antara pemicu (prime) dan item yang harus diingat.
b)   Explicit Memory
Explicit memory adalah pemulihan (recovery) memori atau rekognisi berdasarkan proses-proses pencarian secara sadar, sebagaimana yang mungkin digunakan seseorang dalam menjawab suatu pertanyaan langsung.
       Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa memori adalah tempat manusia untuk mempertahankan, mendapatkan, dan menggunakan informasi yang telah dimiliki dan disimpan mengenai sejumlah stimulus, gambar, kejadian, ide, dan lain sebagainya.

Well-defined Problem
Menurut Solso, Maclin, dan Maclin (2016) pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi atau jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik yang melibatkan pembentukan respons (response formation) dan seleksi respons (response selection).
Menurut Eysenck dan Keane (2015) pemecahan masalah adalah aktivitas kognitif yang melibatkan pergerakan dari adanya sebuah pengenalan masalah melalui serangkaian langkah-langkah untuk mendapatkan solusinya.
Menurut Eysenk (2001) well-defined problemadalah salah satu dalam semua aspek dari masalah yang terperinci dengan jelas: ini termasuk pada keadaan awal atau situasi, langkah-langkah atau strategi yang tepat, dan ada tujuan atau solusi.
Menurut Groome (2014) well-defined problemadalah suatu masalah yang terperinci dengan baik dan seperti teka-teki, yang membutuhkan pengetahuan untuk menemukan solusi yang memberikan instruksi-instruksi yang telah ditentukan.
Dua jenis masalah menurut Goldstein(2011), yaitu:
a.       Well-defined Problem
Well-defined problem biasanya memiliki jawaban yang benar, memiliki prosedur tertentu, bila di aplikasikan dengan baik, akan menghasilkan solusi.
b.      Ill-defined Problem
Ill-defined problem biasanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, belum tentu memiliki jawaban yang benar dan solusi yang tidak jelas.















Daftar Pustaka
Brown, C. (2007). Cognitive Psychology. London: SAGE Publications.
Eysenck, M.W. (2001). Principle of cognitive psychology. Second Edition. USA: Psychology Press.
Eysenck, M.W., Keane. M. T. (2005). Cognitive psychology: A student’s handbook. FifthEdition. New York: Psychology Press.
Friedenberg, F. & Silverman, G. (2006). Cognitive science: an introduction to the study of mind. United State of America: Hazelden.
Goldstein, E., B. (2008).  Cognitive Psychology: Connecting Mind, Research and Everyday Experience. Second edition. USA: Wadsworth Publishing.
Goldstein, E. B. (2011). Cognitive psychology: connecting mind, research, and everyday experience. Thid Edition. USA: CENGANGE Learning.
Goldstein, E. B. (2015). Cognitive psychology: connecting mind, research, and everyday experience, 4th Edition. USA: CENGANGE Learning.
Groome, D. (2014). An introduction to cognitive psychology process and disorders, Third Edition. New York: Psychology Press.
Solso, R. L., Maclin, O. H., Maclin, M. K. (2016). Psikologi kognitif. Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Stenberg, J. R., Stenberg, K. (2016). Cognitive Psychology Seventh Edition. United States: Wadsworth Publishing.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama