REVIEW FILM JOKER - PSIKOLOGI KONSELING

 

PSIKOLOGI KONSELING

REVIEW FILM JOKER

 

Nama  : Adam Samudra Susilo

Kelas   : 3PA27

NPM   : 10519106

 

Garis besar film ini merupakan Pada 1981, Arthur Fleck, seseorang badut yang berusia 40 tahun tinggal beserta ibunya, Penny pada Kota Gotham yang kacau balau. Dia menderita kelainan otak yg mengakibatkan dia tertawa dalam saat yg tidak tepat & dia tak jarang mengunjungi pekerja layanan sosial buat menerima obatnya. Setelah sekelompok anak jalanan mencuri papan milik Arthur & mengeroyokinya pada lorong, salah seorang rekan kerjanya meminjamkan pistol sebagai alat proteksi diri. Suatu saat, penyakitnya kambuh saat dia sedang menaiki kereta api, sebagai akibatnya Sophie keheranan dengan tingkahnya & Arthur memberikan sebuah kartu untuk menjawab keheranannya. Arthur lalu menjalin interaksi baik dengannya, yang lalu baru disadarinya bahwa Sophie tinggal pada apartemen yang sama dengannya.

Selama kunjungan ke rumah sakit anak-anak, pistol Arthur terjatuh dari sakunya, sebagai akibatnya dia dipecat dari pekerjaannya. Arthur juga mengetahui bahwa acara layanan sosial ditutup, sehingga dia tidak mempunyai cara buat menerima obat. Dalam bepergian dan pulang memakai kereta bawah tanah, Arthur dirundung oleh 3 pebisnis belia Wall Street, sehingga dia menembak tewas ketiganya menggunakan pistol yang dia pinjam itu. Arthur tidak menyadari pembunuhan itu akan memulai gerakan unjuk rasa terhadap orang kaya pada kota itu dengan memakai topeng badut. Beberapa hari sebelumnya, Thomas Wayne mencalonkan dirinya menjadi wali kota lantaran merasa bingung dengan kekacauan pada kota itu yang tidak kunjung berhenti.

Sophie menghadiri program lawakan tunggal Arthur yang berlangsung sangat buruk. Arthur tertawa tidak terkendali & kesulitan membicarakan kelakarnya. Seorang pembawa program gelar wicara populer, Murray Franklin, menayangkan video itu secara eksklusif sebagai ejekan. Arthur mencuri surat yang ibunya tulis pada Thomas Wayne yang adalah salah satu orang terpandang pada kota itu & menemukan dirinya adalah putra tidak sah Wayne. Dia memaki-maki ibunya lantaran merahasiakan ini darinya & tidak lama sesudah itu, Penny jatuh sakit sehingga dirawat pada rumah sakit. Arthur juga dilecehkan oleh 2 detektif yang curiga dengan keterlibatannya pada penembakan kereta bawah tanah, namun dia menyangkalnya.

Keadaan kota menjadi semakin kacau dengan pengunjuk rasa yg tumpah ruah di mana-mana. Ketika para pengunjuk rasa mulai berkelahi dengan petugas keamanan, Arthur menyelinap ke sebuah gedung tempat sebuah program khusus untuk tokoh ternama dihelat. Arthur berjumpa dengan Thomas Wayne & mempertanyakan status dirinya dengan Thomas. Thomas berkata bahwa Penny gila & bahkan bukan ibu kandung Arthur, sambil menampar Arthur setelahnya. Arthur mengunjungi Rumah Sakit Arkham untuk mencari tahu akan kebenaran perkataan Thomas. Arthur mencuri berkas perkara Penny & menemukan bahwa dia memang diadopsi setelah ditinggalkan saat bayi. Dia juga mengetahui bahwa Penny berlaku kasar kepadanya saat dia masih kecil, termasuk stress berat kepala yg serius yg menyebabkan tawa patologisnya. Arthur pulang ke rumah sakit & langsung menutup kepala ibunya menggunakan bantal sampai mati kehabisan udara. Dia balik ke gedung apartemennya & memasuki kamar Sophie. Sophie kaget dengan kehadirannya & memintanya pergi. Arthur lalu menyadari bahwa pengalamannya dengan Sophie hanyalah ilusi.

Seorang pegawai berdasarkan program Murray Franklin menelepon & meminta Arthur untuk tampil pada program itu. Arthur sepakat & berencana bunuh diri pada program itu. Saat dirinya bersolek & mengenakan pakaiannya, dia yg memegang gunting mini dikunjungi oleh 2 rekan kerja lama yg ingin memberikan belasungkawa atas kematian ibunya. Arthur malah menusuk leher & mata salah seseorang di antaranya menggunakan gunting itu, kemudian membenturkan kepalanya berkali-kali sampai meninggal waktu itu juga. Arthur membiarkan salah satu yg lain tetap hidup lantaran kebaikan kepadanya dalam masa kemudian. Dalam perjalanan ke studio, dia dikejar oleh 2 detektif ke sebuah kereta yg penuh dengan pengunjuk rasa badut. Salah satu detektif secara tidak sengaja menembak mati seorang pengunjuk rasa, sehingga pengunjuk rasa lain mulai mengeroyoki ke 2 detektif itu sampai kritis, & Arthur melarikan diri dari kegaduhan itu.

Sebelum program itu dimulai, Arthur meminta Murray memperkenalkannya menjadi Joker, sebuah olok-olok Murray beberapa saat yg kemudian terhadapnya. Acara itu berlangsung dengan lancar seperti biasanya, namun Arthur malah terus-menerus mengakui pembunuhan pada kereta bawah tanah itu & mempertanyakan kemunafikan warga yg menyanjung ketiga pemuda itu sambil merendahkannya, dengan menyebut warga lebih memilih menginjak mayatnya di jalan raya alih-alih menguburkannya secara layak. Murray berusaha menenangkan suasana, namun Arthur tidak menggubrisnya. Arthur langsung menembak tewas Murray tepat pada bagian kepalanya waktu itu juga, sehingga banyak penonton yg lari ketakutan & dia ditangkap polisi karenanya. Dalam perjalanan ke kantor polisi, Arthur melihat Gotham sedang dirundung kekacauan oleh pengunjuk rasa. Satu di antara pengunjuk rasa mengejar keluarga Wayne sampai ke sebuah lorong & menembak tewas Thomas dan Martha, sehingga Bruce hanya mampu terpaku dengan keadaan itu sambil menangisi kepergian orang tuanya. Mobil yg ditumpangi Arthur ditabrak ambulans yg dikemudikan sejumlah pengunjuk rasa, sehingga ke 2 polisi pada mobil itu tewas, sementara Arthur selamat dengan sejumlah luka pada tubuhnya. Mereka langsung menyelamatkan Arthur waktu itu juga & membaringkannya pada sebuah mobil. Arthur tersadar & bangkit dari siumannya, sebagai akibatnya pengunjuk rasa merayakannya dengan penuh gegap gempita, yg ditanggapi dengan tarian Arthur.

Beberapa saat kemudian, Arthur diinterogasi oleh seorang pekerja sosial pada Rumah Sakit Arkham & tertawa terpingkal-pingkal. Ketika ditanya, Arthur hanya berkata bahwa mereka tidak akan mengerti. Arthur angkat kaki dari tempat itu dengan meninggalkan jejak berdarah dari sepatunya.

 

Kegiatan Konseling yang ditemukan pada film ini yaitu saat Arthur melakukan konseling dengan seorang psikiater. Dari observasi yang saya dapatkan, terlihat bahwa psikiater melakukan Teknik Client Centered. Client Centered adalah adalah pendekatan dimana memusatkan tanggung jawab klien terhadap kemajuan dan perkembangan dirinya sendiri. Karena terlihat bahwa sang Psikiater hanya mendorong Arthur ke arah yang diinginkan dan menemukan akar permasalahannya sendiri. Psikiater juga memberikan obat kepada Arthur sebagai alat untuk mengurangi gejala yang ia alami.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama